Minggu, 12 Februari 2012

Si Bandel

Sambil mengaduk kopi, mulut Mas Tirto komat-kamit menirukan lantunan nasyid diradio kesayangannya, tanpa ia sadari kepalanya pun ikut bergeleng-geleng, seakan hanyut dalam iramanya.
lain hal-nya dengan Neng Tyas, dia tampak asyik dengan ponselnya yang baru ia beli di kaki lima, tanpa menghiraukan kedua sahabatnya yang sedang ngobrol serius.
Mas Tirto menghampiri mereka sambil membawa kopi yang baru di buatnya.
"hati-hati, masih panas Yan. jangan main sruput aja"
"hehee...iya Mas"
"kalian sedang membicarakan apa? koq kelihatannya serius amat?" tanya Mas Tirto
"tentang tetangga baru saya itu loch, punya anak koq bandel banget, sulit diatur, sampai-sampai Pak kumis, bapaknya si anak yang kelihatannya galak, yang tatapannya seperti harimau yang belum jinak, sudah angkat tangan, ga' bisa ngatur anaknya sendiri, tadi sore Pak kumis cerita pada saya, semacam curhat gitu Mas untuk mencari solusi maksudnya. kemarin lusa, Pak Kumis dipanggil kepala sekolah tempat anaknya belajar, kata Pak Kepala Sekolah anaknya Pak Kumis terlibat tawuran, akibatnya dia dikeluarkan dari sekolahnya."
"hmm,, barangkali faktor lingkungan Ndra?" sahut Neng Tyas
"lingkungannya baik koq Neng, tapi dari baiknya lingkungan itu tidak menjadikan bandelnya hilang, malahan makin bandel saja, sudah berkali-kali pindah sekolah, pindah rumah/ tempat tinggal, tapi hasilnya.. ga' jauh beda, sama, ga' berubah"
"orang tuanya bagaimana?" tanya Mas Tirto
"kalau orang tuanya saya kurang tau Mas, saya tidak ingin su'udzon"
"orang tua juga berpengaruh ya Mas?" tanya Radyan
"tentu saja, ada sebuah kisah begini" kata Mas Tirto mengawali ceritanya. "Suatu hari, ada seorang lelaki datang menghadap Amirul Mukminin, Umar bin Khattab Ra. lelaki itu melaporkan kepada beliau (Khalifah Umar) tentang kedurhakaan anaknya. lantas Khalifah Umar memanggil anak yang dikatakan durhaka itu dan memberinya nasehat, mengingatkan sang anak terhadap bahaya durhaka pada orang tua. setelah dinasehati, kemudian anak itu bertanya kepada Khalifah Umar “Wahai Amirul Mukminin bukankah seorang anak juga mempunyai hak yang harus ditunaikan oleh orang tuanya?”
“Ya, ada” jawab Khalifah.
“Apa saja hak bagi anak?” tanya anak itu. 
“1.Ayah wajib memilihkan ibu yang baik buat anak-anaknya,
2.memberi nama yang baik dan 3. mengajarinya Al Qur’an.” jawab Khalifah Umar.

Lantas sang anak berkata “Wahai Amirul Mukminin. Tidak satupun dari tiga perkara itu yang ditunaikan ayahku. aku dilahirkan oleh seorang ibu Majusi, ayahku memberiku nama Ja’l, dan ayahku tidak pernah mengajariku membaca Al Qur’an. Khalifah Umar bin Khatab menoleh kepada ayah dari anak itu dan mengatakan, “Anda datang mengadukan kedurhakaan anakmu, ternyata Anda telah mendurhakainya sebelum ia mendurhakaimu. Anda telah berlaku tidak baik terhadapnya sebelum ia berlaku tidak baik terhadap Anda”
"nah, sekarang kalian paham??. cari dan pilihlah calon ibu yang baik bagi anak-anak kalian kelak, biar cantik asalkan sholihah, seperti aku" kata Neng Tyas
"maksudnya sampeyan, kalian tuh kalian siapa Neng? kami?" sahut Radyan
"tentu saja kalian, termasuk kalian para pembaca juga yang belum hmm..." jawab Neng Tyas diiringi tertawa kecil nya, :) hehee...
"Ssstt... jangan keras-keras Neng" bisik Indra "yang nulis juga belum hmm..."
seketika meledaklah tawa mereka
"sudah, sudah.. kalian kalau bercanda ga' ada selesainya" kata Mas Tirto, kemudian melanjutkan bicaranya. "dari kisah diatas, yang pertama ibu majusi itu kesalahannya, padahal Rasulullah telah berpesan bahwa: "Seorang wanita itu dinikahi karena empat perkara: karena kecantikannya, atau keturunannya, atau hartanya, atau agamanya. Hendaknya memilih karena agamanya, agar dirimu selamat." (HR.Bukhari-Muslim)
"dalam hadits yang lain Imam Bukhari dan Imam Muslim juga telah meriwayatkan, Rasulullah Saw Bersabda: “Setiap bayi lahir dalam keadaan fitrah/suci (bertauhid-Islam). Ibu bapaknya-lah yang kelak menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.”
jadi peran orang tua sangat mempengaruhi si anak, anak adalah amanah Allah kepada ibu bapaknya. Kalau diibaratkan harta yang diamanahkan supaya menjadi modal perniagaan misalnya, maka harta itu semestinya dipergunakan sebaik-baiknya agar modal itu bertambah dan bertambah. Hendaknya ketika diserahkan kepada tuannya/ pemiliknya, harta itu tetap dalam keadaan baik bahkan bertambah. maka dari itu anak-anak mesti dididik yang benar agar keasliannya (fitrahnya) terjamin dan perkembangannya menepati sebagaimana yang diamanahkan. termasuk memberi nama anak yang baik jangan asal-asalan, kalian tau "Ja'l" artinya apa? ja'l itu sebangsa serangga yang baunya menyengat, masa' memberi nama anak seperti itu, kan ga' baik. setelah itu, ajarilah mereka Al-Qur'an (mengaji dan mengkaji) membaca dan mempelajari makna yang terkandung didalamnya, Maka bersiaplah kalian untuk menjadi orang tua dan pengasuh terbaik bagi anak-anak kalian dan keluarga kalian. sebagaimana telah diperintahkan didalam Al-Qur'an Surat At Tahrim:6



"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
"Insya Allah besok akan saya sampaikan pada Pak Kumis, terimakasih penjelasannya Mas" kata Indra
"emangnya kamu paham/ hafal apa yang disampaikan Mas Tirto tadi?" tanya Radyan
"kan ada Neng Tyas, daritadi Neng Tyas ribet dengan ponselnya, kamu kira ngapain, semua sudah direkam oleh Neng Tyas, iya kan Neng? kata Indra
"mau-ku tadi juga begitu Ndra, tapi aku kan belum paham cara kerjanya ponsel ini Ndra.jangankan merekam, nomor-nomornya temenku hilang semua, aku tadi salah pencet" kata Neng Tyas
Mas Tirto hanya tersenyum dan nyelonong meninggalkan mereka.