Kamis, 26 Januari 2012

Maling

Indra berlari-lari,, diikuti para jama'ah masjid sambil berteriak... "maliiiiiiinggggg.... maliiiiiiiingggg......"
sepertinya mereka sedang mengejar pencuri yang akhir-akhir ini meresahkan para jama'ah masjid shirothol mustaqim... sesampainya di depan warkop elkahfie '87 mereka terhenti... karena penerangan yang kurang memadai, sebab malam itu Mas Tirto lupa belum sempat mengganti lampu yang kemarin pecah, alhasil Indra dan para jama'ah yang malam itu ikut mengejar... berhenti di depan warkop elkahfie '87.. tengok sana - tengok sini.... seperti orang bingung.. mereka kehilangan jejak si maling... jejaknya hilang ditelan kegelapan....
Mas Tirto yang melihat di depan warungnya ada ramai-ramai,, keluar dan menghampiri mereka...
"ada apa Ndra..??" tanya Mas Tirto
"ada maling Mas..., tadi larinya kesini, tapi sekarang jejaknya hilang... gara-gara sampeyan ini Mas,,, kenapa lampunya ga' dihidupin....??"
"koq kamu menyalahkan aku Ndra...?? kan kamu kemarin yang pecahin lampunya... mana ga' ada tanggung jawabnya lagi, malah menyalahkan...."
"oiya... ampe lupa.." kata Indra sambil menggaruk-garuk kepala ga' jelas.. "saya kan lagi tongpes (kantong kempes) Mas.. lain waktu kalau aku dapat rejeki, Insya Allah aku ganti Mas..."
"malingnya tadi mencuri apa Ndra..??"
belum sempat Indra menjawab pertanyaan Mas Tirto,
dari arah masjid samar-samar terlihat seorang laki-laki paruh baya berlari sambil tertatih-tatih.. telanjang kaki.. menghampiri Indra...

dan.....


"Plaaaakkkk...." lelaki paruh baya itu menjitak Indra... kemudian menjewer telinganya...
"aduuuuuh... aduh.... aduuuh..." Indra menjerit kesakitan,, "apa-apaan ini pak....??"
"ternyata kamu orangnya... yang suka mengambil barang di masjid..??" kata lelaki paruh baya itu,
"mengambil barang apa pak..?? saya bukan maling..." jawab Indra
"itu buktinya... yang kamu pakai itu.., itu sandal saya..."
"owh.. sandal ya pak.." Indra segera melepaskan sandal yang di pakainya.. "maaf pak... saya tadi pinjam tapi blom bilang pak.."
dengan nada yang sedikit meninggi lelaki paruh baya itu berkata "kalau maling ya maling.. ga' usah banyak alasan..."
warga yang sudah gregetan daritadi...  mendengar kata maling,,, segera menghampiri mereka... dan hendak menjadikan Indra sasak hidup.... dan hampir saja puluhan bogem mentah mendarat ke tubuh Indra...
namun,, melihat gelagat yang tidak baik itu Mas Tirto segera mengajak mereka mampir ke warungnya,,
"masuk ke warung dulu yukk.. kita selesaikan didalam saja..." kata Mas Tirto
mereka pun mengikuti Mas Tirto masuk ke dalam warung
"monggo...monggo.. silahkan duduk...."


setelah suasana mulai agak tenang.. barulah Indra mengawali ceritanya..
"awalnya tadi begini Mas... waktu aku mencari-cari arloji-ku yang kemarin malam hilang di masjid,,, aku liat diluar ada seseorang yang terburu-buru dan mengambil beberapa sandal... ketika ku dekati dia malah kabur.., lalu aku lihat sandalku sudah tidak ada di tempatnya.... baru aku sadar kalau sandalku hilang di curi orang tadi... langsung saja aku pakai sandal seadanya lalu mengejar dia sambil teriak "maling.. maling...." orang-orang pun mengikutiku... eh, sampai disini  didepan warung ini malingnya hilang.. entah lari kemana dia..."

"hmm...salah sendiri, siapa suruh mencari barang hilang di masjid...?? mudah-mudahan saja tidak ketemu.." kata Mas Tirto
"maksudnya sampeyan apa Mas..? koq do'anya jelek banget..??"
"kamu belum pernah dengar hadits yang "Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, "Rasulullah saw. bersabda, 'Barangsiapa mendengar seseorang mencari barangnya yang hilang di dalam masjid, maka katakanlah kepadanya, 'Semoga Allah tidak mengembalikan barangmu!' Karena masjid dibangun bukan untuk itu"


"waduh...begitu ya,,? jadi, aku salah ya Mas..??"
"masih salah satu Ndra.. masih ada kesalahan lain, kamu juga telah meng'Ghosob',,,, itu juga salah,, ga' boleh..." kata Mas Tirto
"Ghosob... itu apa Mas..??"
"Ghosob itu meminjam sesuatu milik orang lain dan menggunakanya tanpa izin... Mungkin Ghosob merupakan hal yang lumrah yang terjadi pada diri kita. Tapi sebenarnya Ghosob adalah sesuatu yang tidak boleh dilakukan.... iya kan Mas..??" kata Neng Tyas yang daritadi hanya duduk-duduk saja


"iya Neng... benar begitu...Ghosob itu istihaqu malil ghoir bighoiri idznihi (menguasai hak milik orang lain tanpa izin) lanjutkan Neng..." kata Mas Tirto


"Contoh yang biasa terjadi adalah ketika kita sedang dalam perkumpulan,,," lanjut Neng Tyas. "ketika kita ingin bepergian, namun kita tidak punya sandal, sehingga kita meminjam sandal orang lain tanpa bilang terlebih dahulu kepada pemiliknya. nah... inilah yang disebut Ghosob dan kita tidak boleh melakukanya."


"tapi, aku tadi tidak berniat memiliki koq... kalau sudah selesai, ntar juga ku balikin..." sela Indra


"kamu meremehkan hal yang sifatnya samar Ndra, yaitu menerka-nerka keikhlasan seseorang. itu merupakan masalah besar Ndra." kata Mas Tirto... "mengetahui keihkhlasan seseorang itu sangat sulit, karena belum tentu orang yang wajahnya tersenyum ketika kita pinjam barangnya tanpa izin berarti tanda si pemilik itu ikhlas. Paling tidak ada sisi syubhat (sesuatu yang belum jelas halal haramnya)"


"lalu.. apa bedanya mencuri ma ghosob Mas..??" tanya Radyan
"istilah mencuri dan ghosob hanya berbeda dalam cara pengambilannya. Mencuri biasanya dilakukan secara diam-diam dan tidak dilihat orang... sedangkan ghosob dilakukan dengan cara terang-terangan baik diketahui pemiliknya maupun tidak..." jawab Mas Tirto


"kalau persamaannya.. mereka (maling dan peng-ghosob) sama-sama mengambil hak orang tanpa izin ya Mas...??" kata seorang warga
"sepertinya demikian.." jawab Mas Tirto
"tak ada rotan, akar pun jadi"
"maksudnya..??"
"tak ada maling, peng-ghosob pun jadi... kita hukum ramai-ramai saja yuk...!!"
dengan semangat gregetan warga pun berdiri hendak menghakimi Indra,


"waduh... Mas tolong Mas,," dengan tubuh gemetaran Indra meloncat dan bersembunyi dibalik punggung Mas Tirto
"tenang saudara-saudara... tenang.. tenang... jangan main hakim sendiri...." Mas Tirto mencoba menenangkan warga yang sudah gregetan.
"kami tidak main hakim sendiri koq Mas... kami main hakim berjama'ah.." celetuk seorang warga
Indra masih bersembunyi dibalik punggung Mas Tirto, masih dengan tubuh yang gemetaran sambil merengek seperti anak kecil
"sudahlah Ndra, kamu berani berbuat, kamu harus berani menanggung akibat dari perbuatanmu..!!" kata Mas Tirto

antara iya dan tidak, dengan keragu-raguan Indra pun keluar dari sarang persembunyiannya dengan tubuh yang semakin gemetaran maju ke depan dan siap menerima hukuman.
"gitu dunk.. jantan" kata Mas Tirto sambil tersenyum. :)
"sekarang siapa yang mau menghukum Indra silahkan berdiri..!!"
lalu, kurang-lebih lima sampai tujuh orang dari warga pun berdiri... sisanya duduk saja..
"kalian boleh menghukum,,, tapi ada syaratnya: orang yang menghukum adalah orang yang belum pernah mencuri..."
kemudian beberapa orang duduk, menyisakan tiga orang yang berdiri
"hmm... tinggal tiga orang, kalian tidak duduk juga..?? kalian juga pencuri.." kata Mas Tirto
"pencuri,,? kami mencuri apa..?? kapan..? "
"aku sering melihat kalian mencuri shalat" kata Mas Tirto
"mencuri shalat itu bagaimana Mas...??


"disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Tirmidzi dari Abu Qatadah, bahwa Rasululloh SAW bersabda; ”Seburuk-buruk pencuri adalah orang yang mencuri shalatnya.” Mendengar perkataan ini, para sahabat bertanya: ”Ya Rasulullah, bagaimana orang mencuri shalatnya itu?” Berkata Rasulullah SAW: ”Yaitu tidak ia sempurnakan ruku’nya dan sujudnya.” jawab Mas tirto,
"kalian tegesa-gesa dalam ruku' dan sujud, sehingga melupakan thuma'ninah... Rasulullah Saw, juga telah mengingatkan kita bahwa “Tergesa-gesa adalah termasuk perbuatan syetan” (HR Tirmidzi), orang jawa bilang "alon-alon asal kelakon" (biar lambat asal selamat) termasuk anda juga (para pembaca yang budiman) membacanya jangan tergesa-gesa.. kalau sampai tersedak bagaimana..?? repot sendiri kan..?? :)) hehee..

"kita lanjutkan.., pencuri dalam shalat itu dikatakan seburuk-buruk pencuri, mungkin karena yang dia curi adalah hak-nya dia sendiri, kewajibannya sendiri,,, umumnya pecuri itu yang di ambil hak milik orang lain,, tapi pencuri shalat ini yang di ambil justru kewajibannya sendiri, bekal amal perbuatannya sendiri untuk di alam sana.."
setelah mendengar penjelasan Mas Tirto yang singkat, mereka bertiga pun akhirnya duduk kembali,,, tapi Radyan dan Neng Tyas malah berdiri dan mengambil pentungan segede lengan dari balik pintu warung,,


"mau dipakai apa Yan..??" tanya Indra
"mau aku pakai menghukum kamu Ndra..."
"waduh.. tega bener kamu Yan, mau menghukum sahabat sendiri..?? padahal aku sudah menganggapmu sebagai saudaraku sendiri..."
"ini bukan masalah tega atau tidak tega Ndra,, justru aku ini sangat kasihan ma kamu Ndra, daripada kelak kamu dihukum di sana (akhirat), mending kamu kuhukum disini (dunia) saja.. disana hukumannya lebih berat Ndra..." kata Radyan dengan ekspresi meyakinkan
Mas Tirto hanya tersenyum, kemudian berkata: "kalian boleh menghukumnya, tapi kalian harus dihukum juga. karena kalian juga telah mencuri."
"hah... kami juga mencuri, mencuri apa Mas..?? tanya Neng Tyas
"ku lihat kamu (Radyan) daritadi memandangi Neng Tyas terus, kamu telah mencuri pandang Yan.."
"hehee.. jadi malu, habisnya Neng Tyas malam ini cantik banget sich, ga' seperti biasanya. kalau begitu ini buat Sampeyan saja Mas, sampeyan saja yang menghukum" kata Radyan sambil menyerahkan pentungan segede lengan ke Mas Tirto
"hmm.. pasti aku dituduh mencuri mencuri perhatian, iya kan Mas?? kalau begitu pentungan ini juga buat Sampeyan saja." kata Neng Tyas
"hehee..." lagi-lagi Mas Tirto hanya tersenyum sebelum berbicara.. "aku sendiri juga telah mencuri, aku telah mencuri waktu kalian, harusnya kalian semua sudah dirumah daritadi. eh,, aku malah mengajak kalian mampir ke warung ngobrolin yang kaya' beginian. sudahlah..., lupakan saja soal hukum menghukum, kita serahkan saja kepada Allah. baiknya kita saling memaafkan saja, bukankah Al-qur'an telah menyebutkan dalam surat al hujuraat ayat ke 10: "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat."
kemudian mereka pun berdiri dan saling berjabat tangan /bersalam-salaman, berharap mendapatkan rahmat dari Allah SWT, sehingga tidak ada dendam dan saling menyalahkan diantara mereka...
karena malam semakin larut, mereka pun pulang kerumahnya masing-masing, meninggalkan Mas Tirto, Indra, Radyan dan Neng Tyas, mereka penunggu setia warung elkahfie '87
sebelum dijadikan sasak hidup oleh warga yang emosi.


Read more at: http://www.ruanghati.com/2011/08/26/nekat-pencuri-kotak-amal-masjid-ini-akhirnya-diarak-bugil-oleh-warga/
_
sebelum dijadikan sasak hidup oleh warga yang emosi.


Read more at: http://www.ruanghati.com/2011/08/26/nekat-pencuri-kotak-amal-masjid-ini-akhirnya-diarak-bugil-oleh-warga/
_
sebelum dijadikan sasak hidup oleh warga yang emosi.


Read more at: http://www.ruanghati.com/2011/08/26/nekat-pencuri-kotak-amal-masjid-ini-akhirnya-diarak-bugil-oleh-warga/
_